Jurnal Keperawatan GSH
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep
<p>Jurnal Keperawatan GSH adalah jurnal keperawatan untuk perawat, akademisi, dan praktisi. Jurnal Keperawatan GSH ini menerima artikel penelitian asli dan relevan di bidang keperawatan, serta studi literatur dan laporan kasus khususnya keperawatan atau kesehatan. Fokus dan scope jurnal ini adalah Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Keluarga, Keperawatan Komunitas, Keperawatan Dasar, Keperawatan Komplementer, Keperawatan Paliatif, Kesehatan, Reproduksi, Kebidanan, HIV/AIDS, Tuberculosis dan masalah kesehatan lainnya. Proses Review dilakukan dengan sistem blinded. Jurnal ini diterbitkan secara berkala pada bulan Januari dan Juli setiap tahun.</p>Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogirien-USJurnal Keperawatan GSH2088-2734PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP TINGKAT TEKANAN DARAH PADA LANSIA
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/135
<p>Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Senam otak merupakan salah satu bentuk intervensi non-farmakologis yang dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan sirkulasi darah, sehingga berpotensi menurunkan tekanan darah.</p> <p>Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap tingkat tekanan darah pada lansia.</p> <p>Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment dengan pendekatan pretest-posttest control group design. Sebanyak 60 lansia yang terdiagnosis hipertensi ringan hingga sedang dibagi menjadi dua kelompok : kelompok intervensi yang diberikan senam otak selama 4 minggu (3 kali seminggu, masing-masing 30 menit) dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan intervensi. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan setelah intervensi menggunakan sphygmomanometer digital. Analisis data dilakukan dengan uji paired t-test dan independent t-test untuk melihat perubahan tekanan darah dalam dan antar kelompok.</p> <p>Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik dalam kelompok intervensi (p < 0,05), sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan. Analisis independent t-test menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol setelah intervensi (p < 0,05).</p> <p>Kesimpulan : Senam otak terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah pada lansia. Oleh karena itu, senam otak dapat dijadikan sebagai alternatif terapi non-farmakologis dalam manajemen hipertensi pada lansia.</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Background : Hypertension is one of the health problems often experienced by the elderly and can increase the risk of cardiovascular disease. Brain gymnastics is a form of non-pharmacological intervention that can help improve cognitive function and blood circulation, thus potentially lowering blood pressure.</em></p> <p><em>Objective : This study aims to determine the effect of brain gymnastics on blood pressure levels in the elderly.</em></p> <p><em>Method : This study used a quasi-experimental design with a pretest-posttest control group design approach. A total of 60 elderly people diagnosed with mild to moderate hypertension were divided into two groups: the intervention group given brain gymnastics for 4 weeks (3 times a week, 30 minutes each) and the control group that did not receive intervention. Blood pressure measurements were taken before and after the intervention using a digital sphygmomanometer. Data analysis was carried out using paired t-test and independent t-test to see changes in blood pressure within and between groups.</em></p> <p><em>Results : The results showed that there was a significant decrease in systolic and diastolic blood pressure in the intervention group (p <0.05), while in the control group there was no significant change. Independent t-test analysis showed significant differences between the intervention and control groups after intervention (p < 0.05).</em></p> <p><em>Conclusion : Brain gymnastics has been proven effective in lowering blood pressure in the elderly. Therefore, brain gymnastics can be used as an alternative non-pharmacological therapy in the management of hypertension in the elderly.</em></p>Susana Nurtanti
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-31141454910.56840/jkgsh.v14i1.135PENGARUH STORY TELLING TENTANG KONSUMSI SAYUR DAN BUAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ANAK USIA 7 – 12
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/143
<p>Latar Belakang:. Usia sekolah (7-12 tahun) merupakan masa perkembangan sosial, intelektual dan emosional yang pesat bagi anak. Anak membutuhkan asupan gizi yang adekuat untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah satu intervensi keperawatan untuk membantu membantu meningkatkan konsumsi sayur pada anak usia sekolah adalah dengan terapi story telling (Supriatin,S 2019).Metode:. Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan one group pre- test dan post test desain. Sampel penelitian sebanyak 30 anak usia 7-12 tahun di Dusun Kepuh Kecamatan Semin. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan Analisa data bivariat menggunakan uji T berpasangan (Uji beda dua mean Dependen) Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata- rata tingkat pengetahuan sebelum diberikan metode Storytelling adalah 66,877 dengan standar deviasi 13,3930 dan rata- rata tingkat pengetahuan sesudah diberikan metode Storytelling adalah 82,213 dengan standar deviasi 14,6841. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai mean perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan metode Storytelling adalah -15,3367 dengan standar deviasi 12,5207. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,0001 Kesimpulan: ada perbedaan yang signifikan rata-rata tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan metode Storytelling tentang konsumsi sayur dan buah yang artinya metode Storytelling tentang konsumsi sayur dan buah terbukti efektif memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan pada anak.</p> <p><br /><em><strong>ABSTRACT</strong></em><br /><em>Background: School age (7-12 years) is a period of rapid social, intellectual and emotional development </em><em>for children. Children need adequate nutritional intake to achieve optimal growth and development. One </em><em>of the nursing interventions to help increase vegetable consumption in school-age children is story telling </em><em>therapy (Supriatin, S 2019). Method: The type of research is Quasi Experiment with a one group pre-test </em><em>and post-test design. The research sample was 30 children aged 7-12 years in Kepuh Hamlet, Semin </em><em>District. Sampling using simple random sampling technique. The research instrument used a </em><em>questionnaire. Univariate data analysis is presented in the form of a frequency distribution table and </em><em>bivariate data analysis using a paired T test (Dependent two mean difference test) Research Results: </em><em>Based on the results of the study, the average level of knowledge before being given the Storytelling </em><em>method was 66.877 with a standard deviation of 13.3930 and the average level of knowledge after being </em><em>given the Storytelling method was 82.213 with a standard deviation of 14.6841. From these results, it can </em><em>be seen that the mean value of the difference between the level of knowledge before and after being given </em><em>the Storytelling method is -15.3367 with a standard deviation of 12.5207. The results of the statistical test </em><em>obtained a p value = 0.0001 Conclusion: there is a significant difference in the average level of </em><em>knowledge before and after being given the Storytelling method about vegetable and fruit consumption, </em><em>which means that the Storytelling method about vegetable and fruit consumption has proven to be </em><em>effective in providing a positive influence in increasing the level of knowledge in children.</em></p>Retno AmbarwatiY Wahyunti KristiningtyasLulu Anisa Nafisah
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-31141394410.56840/jkgsh.v14i1.143EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA LANSIA DI DESA LEMAHBANG KECAMATAN KISMANTORO
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/141
<p>Latar Belakang: Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan pada lansia yang memiliki dampak besar terhadap aktifitas lansia. Lansia sering mengalami gangguan aktifitas karena tingginya kadar asa urat darah mereka. Tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit asam urat perlu ditingkatkan untuk meningkatkan angka harapan hidup pada lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan tentang asam urat terhadap tingkat pengetahuan lansia. Metode Penelitian:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Populasi pada penelitian ini adalah lansia sebanyak 24 orang di Dusun Lemahbang Desa Lemahbang Kecamatan Kismantoro. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive scampling. Sampel penelitian ini berjumlah 5 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. .Data dianalisis dengan tabel frekuensi. Hasil: Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan informan sebelum tindakan pada kategori kurang sebanyak 3 orang dan pada kategori cukup sebanyak 2 orang. Tingkat pengetahuan informan setelah tindakan pada kategori baik sebanyak 4 orang dan kategori cukup 1 orang. Tingkat pengetahuan seluruh responden mengalami kenaikan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa Pendidikan Kesehatan tentang Asam Urat dapat meningkatkan tingkat pengetahuan lansia. Kesadaran lansia untuk mengontrol asam urat dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala perlu ditingkatkan agar status kesehatan lansia terjaga dengan baik.</p> <p><br /><strong><em>ABSTRACT</em></strong><br /><em>Background: Gout was one of the health problems in the elderly that has a major impact on the </em><em>activities of the elderly. The elderly often experience impaired activity due to high levels of uric acid </em><em>in their blood. The level of knowledge of the elderly about gout needs to be improved to increase life </em><em>expectancy in the elderly. </em><em>Objective: This study aimed to determine the effectiveness of health education about gout on the </em><em>level of knowledge of the elderly. </em><em>Method: This study is a qualitative descriptive study with a case study approach. The population in </em><em>this study were 24 elderly people in Lemahbang Village, Kismantoro District. The sampling technique </em><em>used was Purposive scampling. The sample of this study was 5 people. The instrument used was a </em><em>questionnaire. Data were analyzed using a frequency table. </em><em>Results: The results of the study showed that the level of knowledge of informants before the action </em><em>was in the less category as many as 3 people and in the sufficient category as many as 2 people. The </em><em>level of knowledge of informants after the action was in the good category as many as 4 people and in </em><em>the sufficient category 1 person. The level of knowledge of all respondents increased after health</em><br /><em>education was carried out. </em><em>Conclusion: The conclusion of this study states that Health Education about Gout can increase the </em><em>level of knowledge of the elderly. Elderly awareness to control uric acid with regular and periodic </em><em>health checks needs to be increased so that the health status of the elderly is well maintained.</em></p>Sri HandayaniCahya Ardhika Putra
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-31141263210.56840/jkgsh.v14i1.141PENGARUH EDUKASI PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWA SMP ADVENT DI SURAKARTA
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/139
<p>Pembidaian merupakan suatu cara pertolongan pertama pada cedera/trauma sistem musculoskeletal<br>yang berguna untuk mengisterahatkan (imobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera. dengan<br>menggunakan suatu alat. Pembidaian ini bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri,<br>mencegah terjadinya gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak<br>sekitarnya. Tujuan penelitian ini mengetahui “Pengaruh Edukasi Pembidaian dan Pembalutan<br>Terhadap Pengetahuan Siswa Di SMP Advent Surakarta” Penelitian ini dilakukan dengan metode<br>Quesi Eksperimen dengan rancangan One grup Pretest-postest Desing. Sampel responden dalam<br>penelitian ini sebanyak 20 orang dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling. Pengumpulan<br>data menggunakan lembar kuisioner. Di Analisis dengan uji statistik Mc. Nemar. Selanjutnya data yang<br>telah terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16,0. Dari Hasil<br>Uji stastistik Wilcokson menunjukan ada pengaruh yang bermakna antara edukasi terhadap<br>keterampilan siswa dalam memberikan pertolongan pertama cedera muskuloskeletal di SMP Advent<br>Surakarta. (p)= 0,000:α= 0,05 Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat ada pengaruh edukasi<br>pembidaian terhadap pengetahuan siswa dalam memberikan pertolongan pertama cedera di SMP<br>Advent Surakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk instalasi kesehatan dan<br>pendidikan dalam upaya Pemberian pengaruh edukasi pembidaian terhadap keterampilan siswa dalam<br>memberikan pertolongan pertama cedera.</p> <p> </p> <p><em><strong>ABSTRACT</strong></em><br><em>Splinting is a method of first aid for injury/trauma to the musculoskeletal system which is useful for</em><br><em>immobilizing the injured part of our body. by using a tool. This splint aims to reduce and eliminate</em><br><em>pain, preventing fracture movement which can result in damage to the surrounding soft tissue. The</em><br><em>aim of this research is to determine "The Effect of Splinting Education on Students' Knowledge in</em><br><em>Providing First Aid for Injuries at Surakarta Adventist Middle School". This research was conducted</em><br><em>using the Experimental Questionnaire method with a One group Pretest-posttest Design design. The</em><br><em>sample of respondents in this study was 20 people using the Total Sampling sampling technique. Data</em><br><em>collection uses a questionnaire sheet. Analyzed with the Mc statistical test. Nemar. Furthermore, the</em><br><em>data that has been collected is processed using the SPSS version 16.0 computer program. The results</em><br><em>of the Wilcokson statistical test show that there is a significant influence between education and</em><br><em>students' skills in providing first aid for musculoskeletal injuries at Surakarta Adventist Middle</em><br><em>School. (p)= 0.000:α= 0.05 The conclusion in this study is that there is an influence of splint</em><br><em>education on students' knowledge in providing first aid for injuries at Surakarta Adventist Middle</em><br><em>School. It is hoped that the results of this research can be a reference for health and education</em><br><em>institutions in an effort to influence splint education on students' skills in providing first aid for</em><br><em>injuries.</em></p>Kristiana Puji Purwandari
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-31141141910.56840/jkgsh.v14i1.139EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA PREMENOPAUSE
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/137
<p>Pada hakikatnya setiap wanita akan mengalami menopause dengan keluhan dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya. Berhentinya menstruasi secara berkala akan membawa masalah kesehatan baik fisik maupun psikis yang dapat menjadi akibat fatal apabila tidak ditangani secara serius. Seorang wanita menganggap menopause akan menyebabkan perasaan cemas dan gelisah. Seorang Wanita sangat penting mendapatkan pengetahuan mengenai menopause melalui pendidikan kesehatan karena memberikan efek posistif terhadap kondisi psikologis yang terjadi pada wanita tersebut. Pengetahuan yang cukup dan kondisi psikologis yang mendukung seperti kesiapan mental dalam menghadapi menopause dapat memberikan dampak positif dan tidak mengkibatkan efek negatif lainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan one group pre-test dan post test desain. Sampel penelitian sebanyak 30 wanita usia premenopause (45-55 tahun). Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan wanita premenopause sebelum diberikan pendidikan kesehatan mayoritas berada dalam kategori sedang (67%), dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan kecemasan mayoritas berada dalam kategori ringan (87%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,0001 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang menopause. Kesimpulan : Pendidikan kesehatan efektif untuk mengurangi kecemasan pada wanita premenopause dalam menghadapi menopause.</p> <p> </p> <p><em><strong>ABSTRACT</strong></em><br /><em>In essence, every woman will experience menopause with complaints and factors that will influence it. </em><em>Periodic cessation of menstruation will bring health problems both physically and psychologically </em><em>which can be fatal if not handled seriously. A woman considers menopause to cause feelings of </em><em>anxiety and restlessness. It is very important for a woman to gain knowledge about menopause </em><em>through health education because it has a positive effect on the psychological conditions that occur in </em><em>women. Sufficient knowledge and supportive psychological conditions such as mental readiness in </em><em>facing menopause can have a positive impact and not cause other negative effects. The purpose of this </em><em>study was to determine the effectiveness of health education on the level of anxiety of women in facing </em><em>menopause. The type of research is Quasi Experiment with a one group pre-test and post-test design. </em><em>The research sample was 30 premenopausal women (45-55 years). Sampling using simple random </em><em>sampling technique. The results showed that the level of anxiety of premenopausal women before </em><em>being given health education was mostly in the moderate category (67%), and after being given </em><em>health education, the majority of anxiety was in the mild category (87%). The statistical test results </em><em>obtained a p value = 0.0001, so it can be concluded that there is a significant difference in the </em><em>average level of anxiety before and after being given health education about menopause. Conclusion: </em><em>Health education is effective in reducing anxiety in premenopausal women in facing menopause.</em></p>Y Wahyunti Kristiningtyas
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-3114191310.56840/jkgsh.v14i1.137UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DENGAN RENDAM KAKI DI WONOGIRI: STUDI KASUS
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/142
<p>Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan tindakan pengendalian yang teratur. Upaya pengendalian hipertensi sebaiknya dilakukan baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu tindakan non farmakologis untuk pengendalian hipertensi adalah rendam kaki dengan air hangat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas rendam kaki dengan air hangat terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertempat di Desa Sidorejo Tirtomoyo Wonogiri. Populasi penelitian ini yaitu lansia dengan hipertensi sebanyak 46 orang. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Sampel Penelitian ini sebanyak 5 orang. Instrumen penelitian menggunakan tensimeter, stetoskop, SOP, baskom. Analisa data menggunakan tabel frekuensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum tindakan didapatkan rentang tekanan darah sistolik responden adalah 155-218 mmHg dan rentang tekanan darah diastolik responden adalah 92- 108 mmHg. Setelah dilakukan tindakan didapatkan rentang tekanan darah sistolik responden sebesar 138-190 mmHg dan rentang tekanan darah diastolik responden adalah 81-100 mmHg. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa rendam kaki air hangat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Pada penelitian selanjutnya dapat membandingkan tingkat kepatuhan minum obat dan kepatuhan ikut posyandu lansia terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Pemerintah sebaiknya lebih sering mengkampanyekan upaya pengendalian hipertensi.</p> <p><br /><em><strong>ABSTRACT</strong></em><br /><em>Background: Hypertension was a chronic disease that requires regular control measures. Efforts to control hypertension should be carried out both pharmacologically and non-pharmacologically. One of the non-pharmacological measured to control hypertension was soaking the feet in warm water. Aim: This study aims to determine the effectiveness of soaking feet in warm water on blood pressure in hypertensive patients. Method: This study was qualitative research with a case study approach. This study took place in Sidorejo Tirtomoyo Wonogiri Village. The population of this study was 46 elderly people with hypertension. Sample was taken using purposive sampling. The sample was 5 people. Research instruments use a sphygmomanometer, stethoscope, Standar Operational Procedure, basin. Data analysis using frequency tables. Results: The results showed that before the procedure, the respondent's systolic blood pressure range is 155-218 mmHg and the respondent's diastolic blood pressure range is 92-108 mmHg. After taking action, it was found that the respondent's systolic blood pressure range is 138-190 mmHg and the respondent's diastolic blood pressure range is 81-100 mmHg. Conclusion: This study shows that warm water foot soaks are effective in lowering blood pressure in elderly people with hypertension. In future research, we can compare the level of compliance with taking medication and compliance with participating in posyandu for the elderly on the blood pressure of hypertensive patients. The government should campaign more often on efforts to control hypertension.</em></p>Putri Halimu HusnaRatna Silvi Ruhana
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-31141333810.56840/jkgsh.v14i1.142HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA: STUDI LITERATUR
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/140
<p>Dispepsia merupakan masalah pencernaan yang umum terjadi dan dapat berpengaruh negatif pada kualitas hidup seseorang. Faktor yang dapat menyebabkan dispepsia termasuk tingkat stres dan kebiasaan makan yang tidak teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi literasi mengenai keterkaitan antara tingkat stres dan pola makan dengan frekuensi dispepsia berdasarkan tiga artikel yang telah dipilih. Metodologi penelitian dalam kajian literatur ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan analisis informasi dari ketiga jurnal yang relevan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi memiliki hubungan signifikan dengan peningkatan kasus dispepsia fungsional, sementara ketidakaturan dalam pola makan juga menambah kemungkinan terjadinya dispepsia. Dengan demikian, pengelolaan stres serta penerapan pola makan yang seimbang sangat penting dalam mencegah terjadinya dispepsia.</p> <p> </p> <p><em><strong>ABSTRACT</strong></em><br><em>Dyspepsia is a common digestive problem that can negatively affect a person's quality of life. </em><em>Factors that can cause dyspepsia include stress levels and irregular eating habits. This study aims to </em><em>explore the literature on the relationship between stress levels and diet with dyspepsia frequency </em><em>based on three selected articles. The research methodology in this literature review used a </em><em>descriptive approach with information analysis from the three relevant journals. The findings of this </em><em>study show that high stress levels have a significant association with increased cases of functional </em><em>dyspepsia, while irregularity in diet also increases the likelihood of dyspepsia. Thus, stress </em><em>management as well as the adoption of a balanced diet are crucial in preventing dyspepsia.</em></p>Dwi Lestari Mukti PalupiMuzaroah Ermawati UlkhasanahAgung Widiastuti
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-31141202510.56840/jkgsh.v14i1.140LITERATUR REVIEW: FAKTOR RESIKO DIABETES MELLITUS
https://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/138
<p>Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit serius yang disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas memproduksi insulin secara efektif akibatnya terjadi peningkatan glukosa darah. Diabetes atau seringkali dikenal dengan kencing manis ialah salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat, selama beberapa dekade terakhir ini terjadi peningkatan jumlah kasus dengan Diabetes Melitus. Tujuan penelitian untuk melakukan review pada beberapa literature mengenai faktor resiko diabetes mellitus. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan meta analisis menggunakan tinjauan literatur (literatur review),untuk menghimpun data atau sebuah sintesa sumber-sumber yang berhubungan dengan faktor resiko diabetes melitus. Hasil : Berdasarkan kelima artikel yang direview dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik merupakan resiko penderita diabetes mellitus dan pada diabetes mellitus tipe II terjadi karena faktor resiko usia. Pada remaja tidak ada hubungan antara status gizi dan pola aktivitas dengan nilai GDS pada remaja. Sedangkan pada pra lansia lama menderita dan status gizi menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi kronis.</p> <p> </p> <p><em><strong>ABSTRACT</strong></em><br /><em>Diabetes Mellitus (DM) is a serious disease caused by the inability of the pancreas to produce insulin </em><em>effectively resulting in an increase in blood glucose. Diabetes or often known as diabetes is a health </em><em>problem that often occurs in society, over the last few decades there has been an increase in the </em><em>number of cases of diabetes mellitus. The aim of the research is to review several literature regarding </em><em>risk factors for diabetes mellitus. This research method is a quantitative method with meta analysis </em><em>using a literature review to collect data or a synthesis of sources related to risk factors for diabetes </em><em>mellitus. Results: Based on the five articles reviewed, it can be concluded that physical activity is a </em><em>risk for diabetes mellitus sufferers and type II diabetes mellitus occurs due to the risk factor of age. In </em><em>adolescents there is no relationship between nutritional status and activity patterns and GDS scores </em><em>in adolescents. Meanwhile, in the elderly, long suffering and nutritional status are risk factors for </em><em>chronic complications.</em></p>Nugroho Priyo Handono
Copyright (c) 2025 Jurnal Keperawatan GSH
2025-01-312025-01-311411810.56840/jkgsh.v14i1.138