EFEKTIFITAS SENAM LANSIATERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KELOMPOK LANSIA HIPERTENSI DI KELURAHAN SUKOHARJO
Abstract
Background: hypertension is a non-comunicable disease or often referred to as the main non-communicable disease but is often found in Indonesia. It is estimated that in 2025 the number of hypertension sufferers will reach 1.5 billion people and 10.4 million people are predicted to die from hypertension and complications. In Indonesia alone 55.2% of hypertension sufferers are dominated by the elderly (Riskesdakes 2018). Hypertension exercise is part of an effort to reduce body weight and manage stress, which are two factors that increase the risk of hypertension (Vitahealth, 2004). Hypertension exercise is one way of maintaining physical fitness or physical exercise that can be done to reduce body weight and manage stress so that it can increase the body's metabolic activity and can stimulate the work of the heart and can strengthen the heart muscles. The purpose of this study was to determine the effect of elderly hypertension exercise on blood pressure in elderly with hypertension in Sukoharjo Village. Methods: This research method used a pre-experimental design method, onegroup pretest-posttest. The number of samples was 30 people who were taken using purposive sampling technique. Data collection by observation of blood pressure before and after the intervention, which was carried out twice a week for four weeks. Blood pressure data were analyzed using paired sample t-test with α <0.05. Results: From the results of the study, it can be concluded that the average systolic blood pressure before the
elderly hypertension exercise was 151.30 mmHg and the average diastolic blood pressure was 93.83 mmHg. Most of the respondents were classified as Stage 1 hypertension. The average systolic blood pressure after the elderly hypertension exercise was 135.15 mmHg and the average diastolic blood pressure was 90.20 mmHg, which was included in the pre-hypertension classification.
Latar belakang :hipertensi merupakan salah satu penyakit non-comunicable disease atau sering disebut dengan penyakit tidak menular utama tapi sering dijumpai di Indonesia. Diperkirakan tahun 2025 jumlah penderita Hipertensi mencapai 1,5 miliar jiwa dan 10,4 juta jiwa diprediksi akan meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Di Indonesia sendiri 55,2 % penderita Hipertensi didominasi oleh lansia (Riskesdakes 2018). Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan mengelola stress yang merupakan dua faktor yang mempertinggi resiko hipertensi (Vitahealth,2004). Senam hipertensi merupakan salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani atau latihan fisik yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan dan mengelola stress sehingga dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan dapat merangsang aktifitas kerja jantung dan dapat menguatkan otot-otot jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi di Kelurahan Sukoharjo. Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode rancangan pre-eksperimen, onegroup pretest-posttest. Jumlah sampel 30 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data dengan observasi tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi, yang dilakukan dua kali seminggu selama empat minggu. Data tekanan darah dianalisa menggunakan paired sampel t-test dengan α < 0,05.
Hasil : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dilakukan senam hipertensi lansia yaitu 151,30 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 93,83 mmHg. Sebagian besar responden masuk dalam klasifikasi hipertensi Stadium 1. Rata-rata tekanan darah sistolik sesudah dilakukan senam hipertensi lansia yaitu 135,15 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 90,20 mmHg, masuk dalam klasifikasi prehipertensi.